Minggu, 31 Oktober 2010

Bentuk dan Makna Lambang kabupaten

(Gambar Perisai)
Bentuk Perisai bersegi lima, bermakna tetap menjiwai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
(Gambar Tepak Sirih)
Tepak Sirih, menunjukkan Daerah Kabupaten Labuhanbatu memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang tinggi.
(Gambar Pohon Karet, Ikan Terubuk, dan Buah Kelapa)
Pohon Karet, Ikan Terubuk dan Buah Kelapa menggambarkan penghasilan utama Daerah Kabupaten Labuhanbatu dan Kebanggaan Daerah Kabupaten Labuhanbatu dengan Ikan Terubuknya.
(Gambar tujuh belas butir padi, delapan bunga kapas, empat puluh lima mata rantai)
Tujuh Belas Butir Padi mengingatkan tanggal 17, Delapan bunga kapas menunjukkan bulan 8 dan Empat puluh lima Mata Rantai Persatuan menunjukkan Tahun 1945, yaitu Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
(Gambar satu bintang bersinar)
Satu Bintang bersinar Lima, menunjukkan bahwa Daerah Kabupaten Labuhanbatu tetap berpegang pada kebijaksanaan musyawarah, pada Undang-Undang Dasar 1945 yang berlandaskan Pancasila.
(Gambar Bambu Runcing)
Bambu runcing, menunjukkan bahwa Daerah Kabupaten Labuhanbatu suatu Daerah yang tidak pernah ketinggalan dalam perjuangan merebut Kemerdekaan Indonesia.
ARTI SEMBOYAN LAMBANG DAERAH “ IKA BINA EN PABOLO”
Berarti ini dibangun itu diperbaiki. Dalam arti yang luas, semboyan ini bermakna kekompakan/kerjasama atau gotong royong dalam membangun dan memperbaiki sesuai dengan bidang/fungsi dan kemampuan masing-masing, sehingga terwujud apa yang dicita-citakan oleh masyarakat Labuhanbatu.

Sumber : http://www.labuhanbatukab.go.id

Judi Togel Semakin Menjadi Jadi Di Aek Kanopan

Permainan judi tebak angka (Togel) beberapa bulan terakhir ini tampak kian merebak dan menjamur di kota Aek Kanopan dan sekitarnya. Hampir di tiap-tiap warung atau kedai di kota ini terdapat para tukang tulis atau agen dari permainan judi ini.

Dibeberapa tempat di sudut kota Aek Kanopan, para agen judi ini juga telah melaksanakan kegiatannya secara terang-terangan seolah-olah permainan judi ini memang legal. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa orang agen yang melakukan kegiatan haram ini dengan menggunakan kupon yang memanfaatkan lembaran kertas Block Notes.

Saat hal ini ditanyakan kepada Kapolsek Kualuh Hulu, AKP. Arifin Marpaung, beliau mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya tidak mengetahui tentang keberadaan permainan judi ini dan berjanji pihaknya akan segera melakukan pengecekan ke lapangan.

Sementara keterangan yang berbeda diberikan oleh aktivis LP3-NKRI Labura, M. Nababan. Saya tidak yakin jika pihak kepolisian tidak mengetahui hal ini. Lantas apa fungsi dari para petugas diintelijen tersebut. Silakan anda lihat  setiap hari Minggu, Senin, Rabu, Kamis dan Sabtu pasti terjadi transaksi penjualan judi togel di kota ini.

Saya malah menduga bahwa dikarenakan sesuatu hal, keberadaan  permainan judi togel ini memang sengaja ditutup-tutupi. Jadi saya minta kepada pihak yang berwenang agar segera mengambil tindakan tegas terhadap hal ini, sebab ini sudah sangat meresahkan masyarakat, jelas Nababan

Damuli Rawan Perampokan

    Aksi perampokan di Jalan Lintas Sumatera tepatnya di sekitar Damuli Kebun mulai marak. Kamis pekan lalu (8/10) sekira pukul 21.00 WIB, pengendara mobil pick up, Ngasri ditusuk dengan senjata tajam. Akibatnya tangan korban diamputasi. Warga Asahan-Sentang itu ditusuk oleh dua orang yang mengendarai sepada motor jenis bebek. Tangannya yang terkena tusukan diamputasi saat dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Penuturan anak kandung korba, Kamal di RSUP HAM Medan (11/10), saat kejadian orang tuanya hendak ke Bagan Batu mengangkat barang-barangnya dari Sentang-Asahan. Sesampainya di Kawasan Damuli, ada dua orang pria yang merapatinya untuk berhenti.
Tetapi, ceritanya saat itu orang tuanya tak mau berhenti, karena tidak ada kesalahan apa pun. Namun, aksi ini malah berlanjut tepatnya di Simpang Pasar Tiga Damuli Kebun Kecamatan Kualuh Selatan-Labuhan Batu Utara dua pria yang mengendarai sepeda motor bebek, menusuk tangan kanannya dengan sebilah pisau bergerigi.

Setelah aksi ini, sebutnya orang tuanya terpaksa menghentikan laju kendaraannya. Ketika itulah, warga langsung mengejarnya. Namun, tak ada yang mampu menangkap dua pria itu. “Yah beginilah jadinya, tangan kanan orang tua saya sudah tak ada lagi, maunya didapatkanlah pelakunya,” ucapnya penuh harap.

Usai kejadian naas tersebut, keluarganya langsung membuat laporan ke Polsek Kualuh Hulu- Aek Kanopan. Laporan ini sudah diterima, bahkan menantunya, seorang wanita hamil yang ketika itu bersama Ngasri sudah memberikan kesaksiannya.

Buaya Hebohkan Warga Aek Kanopan

Seekor buaya yang mulutnya diikat dan diletakkan di lapangan parker Puskesmas di Aek Kanopan, Kecamatan Aek Kanopan, Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Sumut, baru-baru ini menghebohkan warga yang melihatnya. Demikian diberitakan HARIAN BERSAMA terbitan Jumat (19/6) pada rubrik “Sumatera Utara” halaman-5.

Buaya besar itu dijerat penduduk dari Sungai Kualuh di Desa Tanjung Mangedar, Kecamatan Kualuh Hilir, juga Labura. Warga menduga, buaya itu yang memangsa Toba Nainggilan, siswa SMP di Sungai Apung yang baru sehari mengikut Ujian Akhir Nasional. Korban ditemukan dua hari kemudian dengan kondisi tinggal tengkorak dan serpihan daging.

Buaya yang panjangnya hampir 5 M dan besar Buaya 85 cm dengan berat sekitar 500 kg, sering memangsa warga yang mandi-mandi di Sungai Kualuh, Desa Mangedar. Sedikitnya 5 warga yang tewas diterkam buaya, ketika sedang mandi di sungai. Warga sudah jengkel melihat buaya itu, berusaha untuk membunuhnya. Tapi petugas Pelestarian Alam setempat melarangnya, karena buaya termasuk binatang yang dilindungi.

Jamaluddin Pasaribu (42 tahun) tidak perduli dengan larangan tersebut. Ia memasang jerat dengan umpan ayam dan bebek hidup hampir satu bulan. Mengetahui ada peluang makan, buaya tersebut masuk perangkap. Jamal memberitahu warga lainnya yang kemudian ramai-ramai menaikkan buaya itu ke darat. Buaya itu melakukan perlawanan hingga lebih dari 3 jam baru berhasil dinankkan ke darat.

Kondisi RS Aek Kanopan Jorok

Rumah Sakit (RS) persiapan Aekkanopan yang disiapkan Pemkab Labuhanbatu Utara sebagai satu-satunya Rumah Sakit Umum (RSU) di kabupaten tersebut, ternyata kondisinya sangat memprihatinkan. Selain, rumah sakit tersebut tidak memiliki pembuangan limbah yang baik juga terlihat sangat jorok. Sampah organik terlihat menumpuk di sekitar rumah sakit. Padahal, dalam aturan standarisasi pembuangan limbah RS yang menjadi salah satu penunjangkriteria pemekaran daerah tersebut.

RS persiapan Aekkanopan yang terletak di pusat kota Aekkanopan, Kecamatan Kualuh Hulu, Labuhanbatu Utara itu bangunannya berada tak jauh dari pemukiman warga dan berdampingan dengan kantor Bupati sementara Labura. Banyak warga merasa terganggu aktivitasnya akibat bau tak sedap dari limbah yang ditimbulkan di RS tersebut.

Salah seorang warga kepada aek-kanopan.blogspot.com, siang tadi mengaku terganggu dengan bau sampah dan kotoran pada limbah tersebut. Sebab lokasi limbah dapat terlihat jelas jika warga melintas menuju ruang rawat inap RS dimaksud. Kondisi ini dikhawatirkan dapat mengganggu proses terapi dan kesehatan pasien yang sedang dirawat di RS tersebut. Banyak warga dan pengunjung rumah sakit merasa mual mencium bau busuk itu, apalagi pasien yang terganggu kesehatannya. Warga juga menyesalkan sikap pengelola RS Persiapan Aekkanopan yang terkesan kurang peduli dengan kondisi demikian. *** Kontri2

Oknum LSM Menipu Di Aek Kanopan

Seorang oknum ketua lembaga swadaya masyarakat (LSM), CK Manurung, 45, warga Jalan Sudirman Aek Kanopan, Sumut diperiksa petugas Polsek Kualuh Hulu selama 5 jam, Sabtu (22/5).

Manurung diperiksa atas laporan Bornok Aritonang, warga Desa Simandulang Kecamatan Kualuh Leidong yang merasa ditipu dengan cara memberikan janji akan memasukkan isterinya Ana br Sibarani menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Percaya dengan ucapan Manurung, suami Ana br Sibarani, Bornok Aritonang pada 27 April 2009 lalu menemui tersangka di Jalan Jendral Sudirman Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara dan menyerahkan uang tunai sebesar Rp20 juta, untuk biaya pengurusan.

Sewaktu menyerahkan uang, Bornok tidak merasa curiga bahkan dirinya merasa senang karena istrinya ada yang mengurus jadi PNS, apalagi pemberian uang disertai bukti kwitansi tanda terima serta surat pernyataan, membantu mencarikan masuk kerja ditanda tangani kedua belah pihak.

Setelah menunggu berapa lama, kabar istirnya diterima menjadi PNS tidak kunjung datang, bahkan pada seleksi CPNS November 2009 lalu dan dilanjutkan pada penyerahan Surat kepuputusan (SK) CPNS pada bulan April 2010, istirnya tidak juga masuk kerja alias gagal menjadi PNS.

Bornok kecewa dan merasa tertipu atas tindakan CK Manurung memilih menyampaikan persoalan kepada pihak kepolisian. Atas dasar itu, petugas melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap CK Manurung, Sabtu (22/5).

Pantauan saat pemeriksaan, CK Manurung terlihat tenang, bahkan sempat berkelekar dengan menyebut dirinya tidak ada melakukan penipuan ataupun pengelapan seperti tuduhan orang. "Siapa rupanya yang saya tipu," katanya.

Bahkan CK Manurung terlihat sempat kepanasan, dan mengoceh aneh–aneh dengan  menyudutkan penyidik kala wartawan hadir dan melakukan pemantauan terhadap jalannya pemeriksaan.

Selama 5 jam diperisa, CK Manurung saat keluar dari ruang pemeriksaan memilih diam dan tidak mau meberikan komentar dengan alasan proses hukum belum selasai. "Saya tidak mau memberikan keterangan, kan boleh saya memilih diam," ujarnya.


Kapolsek Kualuh Hulu, AKP Arifin Marpaung, ketika  dikonfimasi melalui Kanit Reskrim Iptu L Siregar mengatakan, hasil pemeriksaan kwitansi penerimaan uang Rp20 juta serta peryataan tanda penerimaan uang, redaksi kalimat nya tertulis. "Pembayaran jasa untuk membantu mencari kerja,".

Sirega menjelaskan, menurut pengakuan Bornok Aritonang penyerahan uang Rp20 juta untuk masuk kerja menjadi PNS tahun 2009 kemarin, namun pengakuan CK Manurung berbeda, CK Manurung membantah Rp20 juta yang diterimanya adalah untuk pembayaran jasa  membantu mencari kerja. "Begitu dalam kwitansi, mau diapain lagi," ucap Siregar.

Ditanya status CK Manurung dalam menjalani pemeriksaan,  Siregar  mengatakan statusnya mengarah sebagai tersangka penipuan dan pengelapan. Dan karena CK Manurung bertindak kooperatif dan ada jaminan dari istinya, maka pihaknya tidak melakukan penahanan.  (ma)

Jukir Lod Pasar Aekkanopan saat Harga Sawit dan Karet Anjlok

Hiruk pikuk Pasar Lod Aek Kanopan, yang dulu begitu bergeliat, cukup dilihat dari banyaknya kendaraan jenis sepedamotor yang parkir di beberapa tempat yang tersedia. Tapi setelah harga karet dan sawit anjlok belakangan ini, suasana itu pun berubah total. Kalau dulu di tiap bagian lokasi parkir sulit mendapat tempat bagi pengunjung yang hendak masuk ke dalam pasar, kini lokasi parkir tampak lebih lengang karena sepedamotor yang parkir semakin sedikit.

“Kalau dulu, satu hari bisa seratus bahkan lebih sepedamotor yang parkir di sini. Tapi sekarang, setengahnya saja pun sudah payah,” tutur S Batubara, jukir di salahsatu lokasi parkir yang tersedia di pasar tradisional itu. Pria asal Ledong Barat Kabupaten Asahan, ini mengatakan, sejak harga karet dan sawit turun, lokasi parkirnya semakin tak menentu. Untuk menutupi setoran pun terkadang selalu meresahkan.

Pria tengah baya yang sudah 15 tahun menjadi jukir di Lokasi Lod Pasar, ini menuturkan, dulu saat sawit dan karet stabil, ia tak begitu sulit membawa uang sebesar Rp50 ribu ke rumah. Tapi sekarang, paling hanya di kisaran Rp20 ribu yang bisa di bawa pulang. “Setoran Rp16 ribu ke pengelola tak sulit lah kalau dulu. Bahkan bisa lagi awak buwa pulang sebesar Rp50 ribu. Sekarang, ih, ngerilah,” katanya sambil menggelengkan kepala.

Batubara masih ingat kala ia harus menjajal rapi sepedamotor pengjunjung rapat-rapat. Karena, selain lokasi pas-pasan, sepedamotor yang datang juga bisa mencapai 100 unit. “Sekarang ini, dari pagi sampai sore paling Cuma banyak 50 kereta,” katanya sambil mengatakan upah hasa parkir yang diterimanya per satu unit sepedamotor Rp1000. “Tapi ginilah dulu. Kita hanya bisa berdoa agar kondisi stabil. Saya yakin, warga kini jadi malas ke pajak karena keuangannya juga menipis,” tambahnya.

Lain lagi pengakuan Wiwin, yang memiliki lokasi parkir di depan pertokoan inti Kota Aekkanopan. Dahulu, warga Lingkungan IV Kelurahan Aekkanopan, ini mengaku kewalahan menata sepedamotor yang masuk ke lokasinya. Sebab, banyaknya sepedamotor yang datang ke lokasi parkirnya, tak bisa ditampung seluruhnya. Untuk menyiasati, ia terkadang harus menempatkan posisi beberapa sepedamotor di beram jalan.

“Saya sampai menjadi bahan omelan polisi yang menjaga lalu lintas. Sebab karena sepedamotor langganan saya menghalangi jalan, hingga membuat macet,” tambah ayah anak satu ini. Soal pendapatan, ia juga mengaku sangat kewalahan. “Dulu masih bisa saya bawa pulang Rp30 ribu untuk menjaga dapur tetap ngebul. Tapi sekarang, paling hanya bisa Rp15 ribu. Itu pun sudah sehari penuh saya harus jaga lokasi,” tambahnya.

Dengan merosotnya pendapatan keduanya, kini harus memeras otak untuk mencari tambahan. Tak heran, dim ala hari mereka harus mencari tambahan nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kalau tidak begitu, kek mana mau memenuhi kebutuhan wajib. Seperti susu anak, listrik, sewa rumah, dan lain lainya,” kata Wiwin.(PUTRA)

Cagar Alam Aek Liang Balik

Kawasan Cagar Alam Aek Liang Balik secara administratif pemerintahan terletak di Desa Bandar Manis Kecamatan Kuala Hulu Labuhan Batu. Kawasan Cagar Alam Aek Liang menggunakan route Medan - Aek Kanopan - Bandar Manis sejauh lebih kurang 270 Km dengan waktu tempuh sekitar 7 jam. Selanjutnya dari Bandar Manis ke Kawsan harus berjalan kaki sekitar 4 jam perjalanan.

Cagar Alam Aek Liang Balik merupakan kawasan Cagar Alam terkecil dari semua kawasan cagar alam yang di Propinsi Sumatera Utara yaitu lebih kurang 0,31 Ha. Kawasan ini sebelumnya berstatus sebagai Hutan Lindung Dolok Tombus, dan baru kemudian pada tanggal 22 Nopember 1936 berdasarkan ZB. No. 211 statusnya ditetapkan menjadi kawasan Cagar Alam Aek Liang Balik.

Kawasan ini juga mempunyai nilai sejarah dengan ditemukannya tulisan-tulisan pada dinding batu setinggi lebih kurang 7 meter yang diduga mirip Hyroglyph Mesir. Tulisan-tulisan ini ada persamaannya dengan yang ada di Cagar Alam Batu Ginurit.

FLORA DAN FAUNA

Pada kawasan Cagar Alam Aek Liang Balik vegetasinya sangat rapat terutama semak belukar dan tumbuhan bawah, pohon yang tinggi antara lain jenis Ficus sp, rotan dan liana menjalar menutup rapat dinding batu situs.

Sedangkan satwa didalam kawasan ini tidak menetap dan hanya sebagai tempat mencari makan. Perlu dilakukan penelitian terhadap kawasan ini, karena mengingat kecilnya kawasan ini, apakah masih relevan sebagai kawasan hutan.

Kawasan ini menurut laporan petugas hampir tidak pernah dimonitor, karena letaknya yang terpencil dan berada dalam kawasan masyarakat, sedangkan pos KSDA saat ini berada di Aek Raso (Holiday Resort) agak jauh dari kawasan.

Satpol PP Jangan Bersikap Arogan

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) jangan bersikap arogan dalam mengamankan pelaksanaan peraturan daerah (Perda), tapi mengedepankan cara persuasif dan berpegang pada aturan serta ketentuan yang berlaku.

Hal tersebut ditegaskan Pj Bupati Labuhanbatu Utara (Labura) Drs H Daudsyah MM pada acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemkab Labura dan Polres Labuhanbatu, Jumat (6/11).

Untuk itu, jajaran Satpol PP Labura diminta terus berbenah diri agar dapat meningkatkan disiplin dan sumber daya manusia (SDM).

Sementara Kapolres Labuhanbatu diwakili Wakapolres Kompol Imam Sadar Budiono SH SIK mengatakan, pihaknya siap mendukung kinerja Satpol PP dalam rangka menjaga ketertiban umum di tengah masyarakat.

Tampak dihadiri Dandim 0209/LB Letkol Wayan, Sekdakab Amran SH MHum, Kakan Satpol PP H Agus Aman Siregar SE MM dan kepala SKPD di jajaran Pemkab Labura.

Potensi Wisata Alam Aek Sordang Pulau Dogom Londut

Masyarakat kota sangat membutuhkan hiburan. Apalagi Aek Kanopan ibukota Kabupaten Labura yang jumlah penduduknya terus bertambah seiring perkembangan pembangunan.


Air terjun Aek sordang Londut, terletak 20 km dari ibukota pemerintahan, setiap Minggu dan liburan dijadikan warga tempat rekreasi lokal.


Warga dari luar kota juga sering berkunjung ke Air terjun Aek sordang untuk mandi dan melihat alamnya yang sejuk.


"Diperkirakan puluhan bahkan ratusan pengunjung datang ke Aek sordang per bulannya untuk bersantai dan mandi terutama kaum muda," ujar Pak Gugun warga sekitar.


Pemerintah kabupaten labura, dapat menjadikan tempat seperti ini sebagai tujuan wisata lokal yang dapat menguntungkan masyarakat dan mendatangkan PAD bagi Pemkab Labura.


Pemeliharaan dan pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab pemerintah yang dapat mengangkat Kabupaten Labura menjadi daerah yang berpotensi sejajar dengan daerah berkembang lain.

Namun Kondisi Air Terjun, Aek Sordang dari tahun ketahun semakin berkurang dan airnya sudah tidak begitu jernih lagi seperti tahun 90an terakhir penulis berkunjung kesana.