Selasa, 02 November 2010

Pembunuhan Dan Pemerkosaan Meli Handayani

AP, 19, penduduk Dusun IV Desa Ledong Timur, Kec. Aek Ledong, Asahan, Minggu (8/8) sekira pukul 17.00 Wib diringkus Petugas Polsek Pulau Raja dari kediamannya, dengan sangkaan melakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap seorang siswi kelas II SMA Muhammadiyah Aek Kanopan, Meli Handayani, 17, yang mayatnya ditemukan sudah membusuk di Blok 98 areal Perkebunan Kelapa Sawit PT. Socfindo Aek Loba Desa Aek Ledong, Kec. Aek Ledong, Jumat (6/8) pagi.

Kapolres Asahan melalui Kapolsek Pulau Raja, AKP Abdul Rahman Siregar yang dilonfirmasi Berita di ruang kerjanya, Selasa (10/8) mengatakan, bahwa tersangka pelaku pembunuh dan pemerkosaan tersebut ditangkap dari kediamannya.

Menurut keterangan  AP, awalnya korban Meli Handayani yang merupakan anak dari Sudarno dan Tukiyem, penduduk Desa Labuhan Haji, Kec. Kualuh Selatan, Kab. Labura itu pulang sekolah sekitar pukul 13.00 Wib bertemu dengan tersangka AP di depan Masjid Al Aman Aek Kanopan.

Kemudian tersangka dan korban pergi bersama ke arah Aek Loba dengan mengenderai sepeda motor masing-masing. Namun setiba di simpang jalan perkuburan Tiong Hoa Desa Ledong Timur mereka berbelok menuju Blok 98 areal kebun PT. Socfindo Aek Loba.

Kemudian sepasang insan berlainan jenis itu duduk-duduk di bawah pohon kelapa sawit layaknya orang yang sedang berpacaran. Ternyata korban tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, sekitar satu setengah jam berlalu tesangka mencium pipi korban secara paksa, tetapi ditolak oleh korban yang langsung berdiri.

Karena niatnya tidak tercapai tersangka naik pitam, lalu mencekik leher Meli Handayani hingga terjatuh kebelakang dan kepala bahagian belakangnya terbentur pelepah pohon sawit. Tersangka semangkin kalap, lalu kembali mencekik leher korban yang sempat melakukan perlawanan. Kemudian tersangka menekankan lututnya ke arah rusuk korban,  dan selanjutnya lutut tersangka menekan mulut Meli hingga korban tidak lagi bergerak.

Saat korban diduga sudah tidak bernyawa tersangka menyetubuhi korban sebanyak satu kali. Setelah melapiaskan nafsu bejatnya tersangka menutupi tubuh korban yang sudah menjadi mayat dengan daun kelapa sawit. Sebelum meninggalkan korban, tersangka membuang sepeda motor korban Supra X 125 BK 4465 YC yang dipinjam dari temannya, Nopi, 17, penduduk yang sama ke parit bekoan. Setelah itu tersangka kembali ke TKP dan mengambil sepeda motornya dan pulang.

Jumat (6/8) pagi mayat Meli Handayani ditemukan salah seorang karyawan panen PT. Socfindo Aek Loba dalam kondisi membusuk dengan anggota tubuh yang sudah tidak utuh lagi dimakan binatang dan sebahagian tinggal rangka, diperhitungkan sejak kepergian anak Sudianto dengan Tukiyem itu dari rumah ke sekolah sudah berlangsung selama 12 hari. Informasi yang diperoleh tersangka pelaku pembunuhan dan pemerkosaan tersebut sempat melarikan diri ke Medan, namun menyadari kesalahan perbuatannya tersangka AP kembali ke rumah orang tuanya, sa’at itulah Satuan Serse Polsek Pulau Raja yang dipimpin Kanit Reskrim Ipda P. Panjaitan dengan anggotanya Bripka M. Purba, Briptu Suprayogi dan Brigadir Roni Tarigan melakukan penangkapan.

Menurut tersangka yang sempat ditemui Berita di sel tahanan Polsek Pulau Raja, dirinya mengenal korban hanya lewat HP sekitar seminggu lalu dari nomor mengacak, dan baru pertama kali itu tersangka bertemu langsung dengan korban. Hal itu juga dibenarkan teman korban, Rizki Khoiriah, 17, yang mengetahui pertemuan antara tersangka AP dengan korban Meli di depan Masjid Al Aman.Tersangka selain diduga telah melakukan pembunuhan dan pemerkosaan juga mengambil sebuah HP Merek Nokia milik korban dan kemudian dijualnya.

Akibat perbuatannya itu tersangka dapat dijerat pasal berlapis, yakni pasal 338/Sub 351 KUHP (1) dan 285 KUHP yo 80 (3) UU RI tentang kekerasan terhadap anak (23) tahun 2002 atau dengan ancaman 15 tahun penjara.

Rusdahliyani Korban Perdagangan Orang, Mengadu ke Dewan

Rusdahliyani, yang sempat disekap oleh orang tidak dikenal di salah satu gedung berhasil melarikan diri. Dia mengadukan nasib yang dialaminya itu ke Komisi A DPRD Asahan, Senin (27/9).

Gadis belia itu besar dugaan merupakan korban perdagangan manusia (human trafficking). Selain itu, diduga memiliki hubungan dengan kasus hilangnya dua putri yang juga berasal dari Air Joman beberapa waktu lalu.

Kasus ini, akan menjadi tugas bagi Polres Asahan untuk mengungkap dugaan human trafficking, dengan melakukan penyelidikan guna menguak kebenaran dan meringkus sindikat yang berada di belakangnya.

Demikian permohonan tiga orangtua yang menjadi korban trafficking itu ke Komisi A DPRD Asahan.

Putri yang berhasil lolos itu, di hadapan anggota dewan dan perwakilan Polres Asahan menjelaskan, pada 19 September 2010, tepatnya pukul 13.00 WIB ia pergi meninggalkan rumah karena bujuk rayuan teman yang dikenalnya dari telepon genggam.

Dia nekad meninggalkan rumah tanpa permisi dengan orangtuanya menuju terminal Madya Kisaran. Di sana dia bertemu seorang ibu dan menuju ke suatu tempat menggunakan bus kota. “Waktu naik bus, bahu sebelah kanan saya dipegang dan saya tidak sadarkan diri dan ketika saya sadar, sudah berada di dalam gudang, dengan pintu terkunci dari luar,” ungkap korban.

Teriakan Wanita

Di gedung tersebut, lanjut korban, ia mendengar teriakan wanita seusianya yang merintih kelaparan dan meminta pulang. Dia tidak mampu berbuat banyak, hanya bisa mencari celah untuk melihat keluar dan akhirnya remaja yang baru berusia 14 tahun itu, berhasil merusak jendela, lolos dan pulang ke rumahnya dengan selamat.

“Saya keluar dari jendela, dan terus berlari mencari jalan pulang. Saat beristirahat di pemakaman umum Kristiani, saya menemukan rombongan keluarga yang berziarah dan mereka bersedia membawa saya pulang ke Kisaran,” jelas korban.

Menurutnya, gudang tempatnya disekap bertingkat dua, dan terbagi banyak ruangan, berada di tempat terpencil yang jarang penduduk. Di sana dia bertemu seorang ibu dan seorang pria dewasa yang selalu memberinya makan.

“Saya disekap selama 24 jam dan rasa takut terus menghantui saya, namun akhirnya sangat bersyukur bisa lolos dari sekapan itu,” ungkapnya.

Zainal Thamrin (42), warga Dusun V, Desa Subur, Kecamatan Air Joman Kabupaten Asahan, anak wanitanya yang berumur 15 tahun hilang sejak 5 Juli dan hingga saat ini belum kembali. Kejadian itu telah dilaporkan ke Polres Asahan.

Sama halnya yang terjadi dengan Ahmad (41), warga Dusun IX, Desa Binjai Seberangan, Kecamatan Air Joman, remaja putrinya berusia 14 tahun, tidak kembali ke rumah sejak 16 September lalu.

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi A DPRD Asahan Bunyaddin, didampingi anggota, Budiman Manurung, Sahat Hamongan, dan Budianto Lubis menjelaskan, pihaknya siap membantu untuk menyelesaikan masalah ini, dengan berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

“Kita serahkan kasus ini dengan Polres Asahan. DPRD akan memantau perkembangannya. Jika diperlukan, kami siap turun ke lapangan untuk membantu polisi, karena hal ini telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,” ungkapnya.

Senada dengan Kapolres Asahan AKBP J Didieak Dwi Priantono melalui Kanit Tipiter Iptu Teddy didampingi Kaur Bin Ops Iptu Hendri Y Sihotang dan Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Aiptu Syafii yang hadir dalam pertemuan itu menjelaskan, polisi akan menyelidiki kasus ini dengan meminta keterangan orangtua korban dan sejumlah saksi yang terkait dalam hilangnya tiga remaja putri itu. Menurutnya masalah ini merupakan penculikan anak yang mengarah ke kasus trafficking.

“Mungkin penculik remaja putri yang berhasil lolos itu ada kaitannya dengan penculik dua remaja lainnya, hingga perlu dilakukan pendalaman untuk mengkaji kasus ini,” kata Teddy sembari meminta kepada masyarakat agar mengadukan kejadian yang sama kepada pihak kepolisian.

AEK KANOPAN KARENA BUKAN BIASA

Ini bukan cerita biasa tentang mengapa Aek Kanopan dijadikan sebagai ibukota Kabupaten Labuhan Batu Utara.


*Oleh: Arfin Muhammad

KARENA menjanjikan, maka tidak heran jika pembangunan di daerah berjuluk “kota dagang” ini cukup pesat dalam beberapa tahun belakangan. Investor bak menemukan harta karun, lalu ramai-ramai menanamkan modalnya dalam bentuk usaha di kota ini. Banyak juga investor yang berbisns di sektor perkebunan sawit di wilayah sekitarnya.

Di tengah kota Aek Kanopan, kegiatan bisnis terlihat marak. Hambir saban malam pusat kota diramaikan pendatang dari beberapa kecamatan. Pendatang umumnya belanja untuk keperlu¬an sehari-hari atau sekadar relaksasi. Saban malam, di sepanjang jalan berjejer warung-warung yang menyajikan multi kuliner. Nah, saat matahari mulai terbit, aktivitas ekonomi akan terasa lebih hebat. Begitu seterusnya. Tegasnya, Kota Aek Kanopan seakan tidak pernah beristirahat. Ini yang kemudian disebut Central Business District (CBD) Aek Kanopan. “Sudah tidak terhitung berapa perputaran uang dalam satu hari,” kata seorang warga, Indra.

Tidak jauh dari pusat kota, terdapat Pasar Aek Kanopan yang menjadi indikator lain tingginya aktivitas ekonomi di Aek Kanopan. SA Hasibuan, Kacab Dinas Pasar dan Kebersihan Kualuh Hulu, mengatakan, terdapat 500 pedagang yang terlibat dalam aktivitas ekonomi di pasar seluas 1 hektare itu. Pedagang tidak hanya datang dari Labuhan Batu Utara, tapi juga dari Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu Induk.

Enaknya, pedagang di pasar ini dibebaskan dari beberapa retribu¬si, seperti sewa ruko dan cukai. “Ini pastinya mengun¬tung¬kan pedagang. Biasanya terdapatkutipan di sana-sini. Tapi seka¬rang semua sudah dipang¬kas,” tandas SA Hasibuan. Dia berharap dengan semakin gen¬car¬nya pemerintah memberikan kemudahan, jumlah pedagang akan meningkat 5 persen dalam tahun ini. Pasar ini memberi kontribusi bagi kas daerah sebesar Rp300 juta per tahun.

Menyusul pembentukan Kabupaten Labuhan Batu Utara, pasar ini rencananya akan direlokasi ke 1 km arah Selatan pasar. “Kita akan lakukan peremajaan. Semua pedagang akan kita konsentrasikan di satu tempat,” kata SA Hasibuan.

Untuk sektor perkebunan, data tahun 2005 menyebutkan, seluas 3.862 hektare dari 4.678 hektare luas Aek Kanopan secara keseluruhan, dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan sawit, dan hanya 130 hektare daerah permukiman. Sementara lahan sawah seluas 555 hektare. Kini, hampir di setiap belakang rumah penduduk terdapat lahan sawit.

“Itu milik masyarakat, dan lain lagi yang milik perusahaan,” kata tokoh masyarakat setempat, Ahmad Dewi Syukur, kepterdapatPinbisMedia.

Menurut mantan Lurah Aek Kanopan, Yan Sima, potensi yang mendukung arus ekonomi masyarakat adalah perkebunan, baik perkebunan swasta maupun perkebunan rakyat.
“Tapi sebenarnya pertumbuhan yang paling bagus terjadi pterdapattahun 80-an,” ujarnya.

Tapi tidak hanya perkebu¬nan dan perdagangan. Banyak potensi yang menjadi ukuran dan alasan mengapa daerah yang berjarak 220 km dari kota Medan atau 341 km dari Propinsi Riau dan 780 km dari Propinsi Sumatera Barat ini, dijadikan ibukota Kabupaten Labuhan Batu Utara.

Kota Aek Kanopan berterdapatpterdapatjalur lintas timur Sumatera – Jawa, sehingga jika ditinjau dari keterhubungan dengan kota lain, daerah ini memiliki aksesibilitas yang sangat tinggi. Ini juga menjadi alasan mengapa pembangunan di Aek Kanopan begitu pesat. Tapi, “percepatan pembangunan di Aek Kanopan sebenarnya mulai terlihat sejak 90-an,” tandas Yan Sima.

Tingginya laju pembangunan di daerah ini belakangan turut mendongkrak harga tanah dan bangunan, bayangkan, harga tanah per meter bisa dua kali lebih mahal disbanding harga tanah di kota Medan, apalagi kota lain di Sumatera Utara. Di kota Aek Kanopan, bangunan yang terbuat dari papan ukuran 4 ½ x 25 meter bisa berharga Rp500 juta.

“Ini semua karena nilai sekun¬der dan primer yang terdapatdi Aek Kanopan,” ujar Ahmad Dewi Syukur. Tidak hanya di Aek Kanopan yang dikenal sebagai ibukota Kabupaten Labuhan Batu Utara. Di daerah Leidong Barat yang masuk Kabupaten Asahan dan merupa¬kan daerah perbatasan dua kabupaten terse¬but, harga tanah dan bangunan juga ikut terkerek. Bayangkan, dalam setahun terjadi pembeng¬kakan harga hingga nilai yang tak terduga. Itu terjadi pterdapattahun 1996, dimana sepetak tanah ukuran 5 x 40 meter di daerah perbatasan dijual Rp3,5 juta. Beberapa bulan berikutnya dijual kembali senilai Rp70 juta. Terakhir, harga tanah tersebut per Oktober 2008 berbandrol Rp400 juta.

Secara administrasi, sesuai Rancangan Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Aek Kanopan tahun 1999-2009, awalnya kota Aek Kanopan hanya terdiri dari wilayah kelurahan Aek Kanopan dan Aek Kanopan Timur, yang berterdapatdi bawah 1 kecamatan yaitu Kualuh Hulu. Kemudian dikembangkan menjadi 2 kecamatan, yakni Kecamatan Kualuh Hulu dan Kecamatan Kualuh Hilir. Kecamatan Kuala Hulu terdiri dari Aek Kanopan, Aek Kanopan Timur, Perkebunan Kanopan Ulu, Perkebunan Mambang Muda dan Desa Parpaudangan. Sedangkan Kecamatan Kualuh Selatan terdiri dari Gunting Saga dan Damuli Pekan.

Kini, setelah DPR RI mengetuk palu pengesahan pemekaran Kabupaten Labuhan Batu menjadi tiga bagian pterdapat24 Juni 2008, Aek Kanopan, menjadi kota istimewa dibanding ibukota tujuh kecamatan lainnya, Kualuh Leidong, Kualuh Hilir, Aek Kuo, Marbau, Na IX-X, Aek Natas dan Kualuh Selatan. Labuhan Batu dibelah menjadi tiga, yakni Labuhan Batu Induk dengan ibukota Rantauprapat, Labuhan Batu Selatan dengan ibukota Kotapinang dan Labuhan Batu Utara beribukota Aek Kanopan.

Untuk lahan perkantoran pemerintah Kabupaten Labuhan Batu Utara di Aek Kanopan juga telah disediakan. PTPN III telah melepas lahan perkebunan seluas 328 hektare. “Jadi untuk lahan perkantoran tidak terdapatmasalah,” kata Yan Sima.

Kesimpulannya, segala potensi yang terdapatdi Aek Kanopan dan 8 kecamatan lainnya sangat layak menjadi¬kan daerah tersebut seba¬gai ibukota Kabupaten Labuhan Batu Utara sehingga tujuan utama pemekaran yakni untuk mencapai tingkat kesejahte¬raan masyarakat dapat tercapai.

Masyarakat Labuhanbatu "Tumpah Ruah" Sambut Syamsul Arifin

 Masyarakat Labuhanbatu "tumpah ruah" menyambut kehadiran cagubsu nomor urut 5 yang didukung koalisi 4 parpol Islam dan 7 partai nasionalis H Syamsul Arifin SE, Senin (7/4) di Lapangan Bola Kaki Aek Kanopan. Massa yang datang dari berbagai kecamatan di Labuhanbatu menyambut tokoh yang dikenal sebagai Sahabat Semua Suku ini dengan membuat arak-arakan becak, mobil dan sepeda motor berkeliling di Kota Aek Kanopan.
Sebelum memasuki lokasi kampanye, Kepala daerah pertama di Indonesia dari kalangan swasta ini bersepeda motor berkeliling Kota Aek Kanopan. Syamsul Arifin yang dikenal Akrab Bersahabat Penuh Rasa Hormat ini berkunjung ke Pasar Aek Kanopan Jalan Sudirman. Sambil minum cendol yang merupakan minuman kesukaannya, mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumut ini berbincang dengan pedagang yang ada di Pasar Aek Kanopan di Jalan Sudirman tersebut.
Masyarakat tampak tidak menyia-nyiakan kesempatan bertemu dengan cagubsu
didukung parpol Islam tersebut dengan berfoto-foto. Usai minum cendol di pinggir Jalan Sudirman, Ketua Umum PB Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) ini menyempatkan diri untuk cukuran. Kemudian ia menyempatkan diri menunjukkan badannya yang selama-lama ini dikatakan masih membawa kantongan kotoran.
Setelah itu, Syamsul Arifin yang juga Wakil Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) KNPI Sumut berhenti di Masjid Al Aman dan kemudian bersilaturrahmi dengan nazir masjid yang juga berasal dari Kabupaten Langkat. Syamsul Arifin diiringi arak-arakan masuk ke lapangan disambut gegap gempita oleh masyarakat dengan meneriakkan hidup nomor 5, "Hidup Gubernur Rakyat".
Ketua DPW PPP Sumut, Fadly Nurzal SAg, dalam orasinya, membantah kalau disetiap daerah tidak ada pendukung Syamsul Arifin. "Semua tudingan itu fitnah, terbukti hari ini masyarakat Labuhan Batu tumpah ruah memadati kampanye ini. Begitu juga kampanye yang digelar diberbagai daerah, terutama di Kota Binjai," katanya.
Antusias masyarakat mendukung Syamsul Arifin, lanjut politisi dari PPP ini, karena menginginkan perubahan pemerintahan di Sumatera Utara. Rakyat Sumut butuh pemimpin yang merakyat, bukan pimpinan.
"Kalau ciri pimpinan yang dipilih sebagai Gubsu, maka provinsi ini seolah-olah miliknya, maka pilihlah sosok pemimpin yang denyut nadinya dekat dengan rakyat, yakni HSyamsul Arifin," katanya.
Dicontohkan Fadly, sebelum kampanye Syamsul Arifin yang memegang teguh semboyan Janji Tak Pernah Ingkar, Setia Tiada Pernah Bertukar, mendatangi masyarakat di Kota Aek Kanopan di lorong-lorong. Menemui pedagang kakilima dengan mengendarai sepeda motor. "Itu satu bukti kalau Syamsul Arifin bergelar Datuk Srilelawangsa Hidayatullah dekat dengan rakyat".
Cagubsu, Syamsul Arifin kepada wartawan mengaku salut atas antusiasnya masyarakat Labuhan Batu memberi dukungan terhadap dirinya. Dia berjanji jika terpilih akan membangun rumah di Labuhan Batu hanya untuk menampung aspirasi masyarakat.
Di akhir acara Aliansi Lintas Sektoral masyarakat Tanjung Balai dan Asahan membacakan ikrar dukungan dan siap berjuang untuk kemenangan Syamsul Arifin-Gatot tanpa pamrih. Hadir juga sebagai juru kampanye, Ketua DPC PPP juga Ketua DPRD Labuhan Batu Drs H Abdul Roni Harahap, Ketua tim pemenangan juga Ketua Partai Patriot Pancasila H Darwin Nasution.
Tidak mudah bagi KH Zainuddin MZ, kiyai sejuta ummat untuk memberikan dukungan terhadap calon tertentu. Apalagi bangsa kita saat ini mengalami berbagai krisis. Mulai dari krisis ekonomi, kepercayaan, apalagi krisis keteladanan.
"Bangsa kita saat ini makin sulit untuk mencari tempat bercermin, yang banyak cermin buram," kata KH Zainuddin MZ di hadapan belasan ribu masa pendukung calon Gubsu H Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho dalam kampanye akbar di lapangan sepakbola Polri Aek Kanopan Kabupaten Labuhan Batu, Senin (7/4).
Zainuddin mengaku banyak tawaran untuk menjadi tim kampanye kepala daerah di beberapa provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Namun tidak mudah bagi dirinya untuk menentukan sikap, sebab dalam pilkada jika calon yang kita dukung pada saat kepemimpinannya zolim kepada rakyat, maka kita juga ikut menanggung dosanya terus menerus selamaberkuasa.
Tapi, lanjut salah seorang pendiri Partai Bintang Reformasi, saat ini dengan segala keikhlasan menentukan sikap untuk memberikan dukungan kepada pasangan H Syamsul Arifin-Gatot Pudjo Nugroho sebagai Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) priode 2008-2013.
Ada alasan mengapa KH Zainuddin MZ memberi dukungan kepada Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho, yakni alasan proforsional. Artinya, masyarakat Sumut 65 persen penduduknya Muslim dan wajar kalau menjadi pemimpin di provinsi ini.
"Ini memang bukan pemilihan agama, tetapi memilih orang yang beragama. Indonesia bukan negara agama, tetapi rakyatnya orang yang beragama," kata Zainuddin MZ.
Kedua adalah alasan profesional. Syamsul Arifin sahabat semua suku ini diakui saat memimpin masyarakat selama dua priode tidak bermasalah dengan rakyat. "Secara professional Syamsul Arifin terbukti menjalankan birokrasi pemerintahan dengan baik dan diyakini dapat memahami permasalahan rakyat," katanya.
Maka, diminta masyarakat Labuhan Batu harus menentukan pilihannya kepada calon pemimpin yang memahami persoalan rakyatnya. Kita tahu Syamsul pemimpin yang dekat dengan masyarakat dan tahu persoalan masyarakat. Hadir juga ribuan masa Alwashliyah Labuhan Batu, partai politik pendudkung, dan ratusan pengemudi becak bermotor.

H.Kharuddin Syah Sitorus Bakal Gratiskan KTP Masyarakat Labura

Pasangan calon Bupati Labuhanbatu Utara (Labura) H.Kharuddinsyah Sitorus SE (H.Buyung S) dan Wakil Bupati H.Syahminan Pasaribu SH,MM atau disebut “KHARISMA” akan mencurahkan perhatiannya kepada masyarakat, serta menggratiskan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi masyarakat di Kabupaten yang baru dimekarkan tersebut.

“Saya akan menggratiskan KTP apabila kami dipercayakan memimpin Kabupaten Labura, apabila tidak terwujud, saya siap mundur,” demikian penegasan H.Kharuddin Syah Sitorus dihadapan ratusan masyarakat Desa Sukaramai Baru, Kec Kualuh Hulu, pada saat acara silahturahmi di Desa tersebut, Kamis(1/7) lalu.

Dikatakan, untuk KTP saja masyarakat saat ini masih sulit memilikinya, apa salahnya kalau KTP akan kita gratiskan tanpa sepeserpun dipungut bayaran, tegasnya H Buyung yang juga anggota DPRD Sumut tersebut.

Calon Bupati yang diusung 9 partai politik tersebut juga akan menyelesaikan permasalahan tanah yang saat ini sedang berkembang dan tidak pernah tuntas sehingga merugikan masyarakat. H Buyung juga bakal mendirikan gedung SMU di desa Sukaramai Baru, agar masyarakat setempat dapat mengecam pendidikan.

Pada kesempatan tersebut, Calon Wakil Bupati Labura H. Syahmenan Pasaribu SH,MM mengatakan kepada masyarakat jangan mau terhasut dengan isu menyesatkan yang saat ini berkembang, tersebut fitnah yang tujuannya menjatuhkan pasangan Kharisma. “Ibukota Labura tidak akan pernah pindah dari Aek Kanopan, karena penetapan Aek Kanopan jadi Ibukota sudah berkekuatan hukum dan isu tersebut tolong jangan dihiraukan,” kata mantan Asisten I Pemkab Labura tersebut.

Dikatakannya, mengenai kesehatan saat ini sebenarnya sudah memadai, namun tingkat pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Labura sangat merosot, untuk tersebut prioritas kesehatan akan kami tingkatkan, terutama fasilitas Rumah Sakit, ujar Minan yang juga tokoh pemekaran Labura.

Sebelumnya, Ketua Panitia Gunawan mengucapkan terima kasih kepada H.Kharuddinsyah Sitorus yang mau berkunjung didesa tersebut, dan telah banyak memberikan bantuan moril maupun material serta banyak membantu dalam pengadaan mobil ambulance gratis kepada masyarakat luas.

“Mudah-mudahan H.Kharuddin Syah Sitorus dapat memajukan Desa kami ini bila duduk sebagai Bupati Labura, untuk membalas baik budi bapak kami siap mendukung dan memenangkannya pada Pemilu Kada mendatang,” kata Gunawan.

Untuk pembangunan Musholla, H Kharuddin Syah menyumbang 10 ribu batu bata, serta salah seorang anggota DPRD Labura Edi Siswanto dari partai Hanura turut memberikan 50 sak semen. Tidak ketinggalan juga, kelompok Nasyid BKPRMI dan group band Desa Sukarame Baru mendapat.

Di Aek Kanopan Harga Minyak Tanah Melampaui HET

Saat ini harga minyak tanah di Aek Kanopan sangat jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni antara Rp 3800,- - Rp 4500,-/ liter. Amatan saya dibeberapa pangkalan, umumnya mereka menjual minyak tanah dengan harga yang sudah tidak sesuai lagi dengan HET. Padahal sesuai dengan 00Peraturan Bupati Labuhan Batu No.10 Tahun 28 tentang Harga Eceran Tertinggi Bahan Bakar Minyak untuk Kecamatan Kualuh Hulu HET minyak tanah adalah Rp.3100, namun pada kenyataannya harga yang diterapkan para pengelola pangkalan tersebut sangat bertolak belakang dengan apa yang tertuang dalam peraturan Bupati tersebut.

Ironisnya, meskipaun dalam Peraturan Bupati tersebut telah diatur bahwa setiap pengelola pangkalan wajib menempelkan papan pemberitahuan tentang HET, namun umumnya para pengelola pangkalan minyak tersebut tidak menempelkan pamberitahuan tentang HET dipangkalan minyak tanah miliknya.

Seorang warga yang dikonfirmasi oleh saya mengatakan bahwa beberapa hari yang lalu dia sangat terkejut ketika membeli minyak tanah disalah satu pangkalan minyak tanah di Aek Kanopan, harga yang diterapkan pemilik pangkalan Rp 4500,-/liter. Kami sebagai warga merasa sangat dirugikan dengan tindakan nakal para pengelola pangkalan ini, kami minta agar pemerintah segera melakukan pengawasan terhadap harga minyak tanah ini, bila perlu beri tindakan tegas terhadap para pengelola pangkalan minyak tanah yang nakal tersebut. Untuk memperjelas isi pasal 5 Peraturan Bupati Labuhan Batu No.10 Tahun 2008 tersebut, saya juga mengkonfirmasi Camat Kualuh Hulu, melalui Sekcam beliau mengatakan pihaknya akan segera melakukan pengecekan kelapangan

Senin, 01 November 2010

Jalan Aek Kanopan - Desa Sukaramai Rusak dan Dipenuhi Debu

Setelah bertahun-tahun dalam keadaan rusak, namun ruas jalan yang merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan kota Aek Kanopan dengan desa Sukaramai ini tampaknya belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Jalan tersebut yang merupakan sarana vital yang diharapkan dapat menunjang dan mendorong laju mobilisasi pembangunan demi peningkatan taraf hidup dan perekonomian serta kesejahteraan rakyat ini tampaknya belum sepenuhnya dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Berbagai kalangan dan elemen dari masyarakat menilai bahwa pihak yang paling diuntungkan dan secara langsung menikmati manfaat dari jalan ini adalah PT. GDLP, sebuah perusahaan perkebunan sawit yang berlokasi di desa Sukaramai yang sekaligus juga dituding oleh masyarakat sebagai pihak yang paling banyak menyebabkan kerusakan jalan tersebut.

Menanggapi hal ini, Ketua DPK Lembaga Pamantau Penyelenggara Pemerintahan (LP3-NKRI) Labuhanbatu Utara, M.Habib Hasibuan kepada HOKI; terkait kerusakan jalan ini, jelas sekali bahwa pihak yang paling dirugikan adalah masyarakat desa Sukaramai yang sehari-harinya selalu melintasi jalan ini. Setiap hari masyarakat harus rela untuk menghirup debu yang berterbangan, dikhawatirkan, jika hal ini terus berlangsung kemungkinan besar akan banyak masyarakat yang menderita penyakit pernafasan sebagai dampak negatif dari kerusakan jalan ini, ketus Habib.

Masih menurut Habib, sebelumnya kondisi jalan ini tidak seperti sekarang ini, sekitar tahun 1980-1990 an (sebelum berdirinya perusahaan perkebunan tersebut diatas), kondisi jalan sudah hampir keseluruhannya ber-aspal, namun setelah hadirnya PT. GDLP, secara perlahan-lahan kondisi jalan ini mulai mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan banyaknya truk-truk milik PT.GDLP yang bobotnya tidak sesuai dengan kelas jalan melintasi jalan tersebut. Kami dari DPK LP3-NKRI Labuhanbatu Utara meminta kepada Pemkab Labuhanbatu Utara agar secepatnya memperhatikan dan mengambil sikap tegas tentang hal ini demi kepentingan masyarakat banyak.

Jangan hanya karena sebuah perusahaan kita harus mengorbankan nilai sebuah aset Negara (jalan tersebut-red) yang seharusnya berfungsi sebagai sarana untuk mensejahterakan rakyat. Dan untuk mengantisipasi semakin rusak jalan ini, kami menilai ada baiknya pemerintah secepatnya melakukan pembatasan muatan serta menetapkan spesipikasi ukuran  kendaraan yang layak untuk melintasi jalan tersebut